Susunan Saraf Manusia- Dalam tubuh manusia, terdapat dua sistem susunan saraf, yaitu sistem saraf pusat dan sistem saraf tepi. Sistem saraf pusat terdiri atas otak dan sumsum tulang belakang. Sistem saraf tepi menghubungkan sistem saraf pusat dengan seluruh tubuh. Di sistem saraf tepi inilah, neuron sensorik dan motorik bekerja.
Gambar 9.7 Bagan pembagian kerja susunan saraf pada manusia.
a. Sistem Saraf Pusat
Sistem saraf pusat merupakan pusat dari
seluruh kendali dan regulasi pada tubuh, baik gerakan sadar atau gerakan
otonom. Dua organ utama yang menjadi penggerak sistem saraf pusat
adalah otak dan sumsum tulang belakang.
Otak manusia merupakan organ vital yang harus dilindungi oleh tulang
tengkorak. Sementara itu, sumsum tulang belakang dilindungi oleh
ruas-ruas tulang belakang. Otak dan sumsum tulang belakang sama-sama
dilindungi oleh suatu membran yang melindungi keduanya. Membran
pelindung tersebut dinamakan meninges. Meninges dari dalam keluar
terdiri atas tiga bagian, yaitu piameter, arachnoid, dan durameter.
Piameter merupakan lapisan membran yang paling dalam. Lapisan ini
berhubungan langsung dengan otak atau sumsum tulang belakang. Pada
piameter banyak terkandung pembuluh darah. Arachnoid merupakan lapisan
yang berada di antara piameter dan durameter. Adapun durameter adalah
lapisan membran yang paling luar. Durameter berhubungan langsung dengan
tulang. Pada daerah di antara piameter dan arachnoid, terdapat rongga
yang berisi cairan serebrospinal. Cairan ini berfungsi melindungi otak
atau sumsum tulang belakang dari goncangan dan benturan.
Selaput ini terdiri atas tiga bagian (Gambar 9.9), yaitu sebagai berikut.
1) Piamater. Merupakan selaput paling dalam yang menyelimuti sistem saraf pusat. Lapisan ini banyak sekali mengandung pembuluh darah.
2) Arakhnoid. Lapisan ini berupa selaput tipis yang berada di antara piamater dan duramater.
3) Duramater. Lapisan paling luar yang
terhubung dengan tengkorak. Daerah di antara piamater dan arakhnoid
diisi oleh cairan yang disebut cairan serebrospinal.
Dengan adanya lapisan ini, otak akan lebih tahan terhadap goncangan dan
benturan dengan kranium. Kadangkala seseorang mengalami infeksi pada
lapisan meninges, baik pada cairannya ataupun lapisannya yang disebut meningitis.
Gambar 9.9 Sistem
saraf pusat dilindungi oleh selaput meninges yang terdiri atas lapisan
piamater, arakhoid, dan duramater. Selain itu, terdapat juga cairan
serebrospinal yang turut berperan melindungi sistem saraf.
Struktur khas dalam sistem saraf pusat adalah adanya area kelabu (grey matter) dan area putih (white matter) (Gambar 9.8).
Area kelabu merupakan kumpulan dari akson yang dibungkus oleh selubung
mielin, sedangkan area kelabu merupakan kumpulan dari badan sel
dan dendrit yang dilingkupi oleh banyak sinapsis. Area putih terdapat
di otak bagian dalam dan area kelabu terdapat di bagian luarnya
(korteks). Sementara itu, pada sumsum tulang belakang berlaku
sebaliknya.
Gambar 9.8 Tampilan melintang pada sumsum punggung yang menunjukkan adanya area kelabu dan area putih.
Sistem saraf pusat dilindungi oleh jaringan ikat yang menjaga dan mendukung aktivitas sistem saraf pusat yang disebut selaput meningia (meninges).
1) Otak
Otak merupakan organ yang telah
terspesialisasi sangat kompleks. Berat total otak dewasa adalah sekitar
2% dari total berat badannya atau sekitar 1,4 kilogram dan mempunyai
sekitar 12 miliar neuron. Pengolahan informasi di otak dilakukan pada
bagian-bagian khusus sesuai dengan area penerjemahan neuron sensorik.
Permukaan otak tidak rata, tetapi berlekuk-lekuk sebagai pengembangan
neuron yang berada di dalamnya. Semakin berkembang otak seseorang,
semakin banyak lekukannya. Lekukan yang berarah ke dalam (lembah)
disebut sulkus dan lekukan yang berarah ke atas (gunungan) dinamakan girus.
Otak mendapatkan impuls dari sumsum
tulang belakang dan 12 pasang saraf kranial. Setiap saraf tersebut akan
bermuara di bagian otak yang khusus. Otak manusia dibagi menjadi tiga
bagian utama, yaitu otak depan, otak tengah, dan otak belakang (Gambar 9.10). Para ahli mempercayai bahwa dalam perkembangannya, otak vertebrata terbagi menjadi tiga bagian yang mempunyai fungsi khas. Otak belakang berfungsi dalam menjaga tingkah laku, otak tengah berfungsi dalam penglihatan, dan otak depan berfungsi dalam penciuman (Campbell, et al, 2006: 578)
a) Otak depan
Otak depan terdiri atas otak besar (cerebrum), talamus, dan hipotalamus.
Otak besar merupakan bagian terbesar dari otak, yaitu mencakup 85% dari
volume seluruh bagian otak. Bagian tertentu merupakan bagian paling
penting dalam penerjemahan informasi yang Anda terima dari mata, hidung,
telinga, dan bagian tubuh lainnya. Bagian otak besar terdiri atas dua
belahan (hemisfer), yaitu belahan otak kiri dan otak kanan (Gambar 9.11). Setiap belahan tersebut akan mengatur kerja organ tubuh yang berbeda.
Otak kanan sangat berpengaruh terhadap
kerja organ tubuh bagian kiri, serta bekerja lebih aktif untuk
pengerjaan masalah yang berkaitan dengan seni atau kreativitas. Bagian
otak kiri mempengaruhi kerja organ tubuh bagian kanan serta bekerja
aktif pada saat Anda berpikir logika dan penguasaan bahasa atau
komunikasi. Di antara bagian kiri dan kanan hemisfer otak, terdapat jembatan jaringan saraf penghubung yang disebut dengan corpus callosum. Talamus mengandung
badan sel neuron yang melanjutkan informasi menuju otak besar. Talamus
memilih data menjadi beberapa kategori, misalnya semua sinyal sentuhan
dari tangan. Talamus juga dapat menekan suatu sinyal dan memperbesar
sinyal lainnya. Setelah itu talamus menghantarkan informasi menuju
bagian otak yang sesuai untuk diterjemahkan dan ditanggapi.
Hipotalamus mengontrol kelenjar hipofisis dan mengekspresikan berbagai macam hormon.
Hipotalamus juga dapat mengontrol suhu tubuh, tekanan darah, rasa
lapar, rasa haus, dan hasrat seksual. Hipotalamus juga dapat disebut
sebagai pusat kecanduan karena dapat dipengaruhi oleh obatobatan yang
menimbulkan kecanduan, seperti amphetamin dan kokain. Pada bagian lain
hipotalamus, terdapat kumpulan sel neuron yang berfungsi sebagai jam biologis.
Jam biologis ini menjaga ritme tubuh harian, seperti siklus tidur dan
bangun tidur. Di bagian permukaan otak besar terdapat bagian yang
disebut telensefalon serta diensefalon. Pada bagian diensefalon, terdapat banyak sumber kelenjar yang menyekresikan hormon, seperti hipotalamus dan kelenjar pituitari (hipofisis). Bagian telensefalon merupakan bagian luar yang mudah kita amati dari model torso.
Beberapa bagian dari hemisfer mempunyai
tugas yang berbeda terhadap informasi yang masuk. Bagian-bagian tersebut
adalah sebagai berikut.
(1) Temporal, berperan dalam mengolah informasi suara.
(2) Oksipital, berhubungan dengan pengolahan impuls cahaya dari penglihatan.(3) Parietal, merupakan pusat pengaturan impuls dari kulit serta berhubungan dengan pengenalan posisi tubuh.
(4) Frontal, merupakan bagian yang penting dalam proses ingatan dan perencanaan kegiatan manusia (Gambar 9.12).
b) Otak tengah
Otak tengah merupakan bagian terkecil
otak yang berfungsi dalam sinkronisasi pergerakan kecil, pusat relaksasi
dan motorik, serta pusat pengaturan refleks pupil pada mata. Otak
tengah terletak di permukaan bawah otak besar (cerebrum). Pada otak
tengah terdapat lobus opticus yang berfungsi sebagai pengatur gerak bola
mata. Pada bagian otak tengah, banyak diproduksi neurotransmitter yang
mengontrol pergerakan lembut. Jika terjadi kerusakan pada bagian ini,
orang akan mengalami penyakit parkinson. Sebagai pusat relaksasi, bagian
otak tengah banyak menghasilkan neurotransmitter dopamin.
c) Otak belakang
Otak belakang tersusun atas otak kecil (cerebellum), medula oblongata, dan pons varoli.
Otak kecil berperan dalam keseimbangan tubuh dan koordinasi gerakan
otot. Otak kecil akan mengintegrasikan impuls saraf yang diterima dari
sistem gerak sehingga berperan penting dalam menjaga keseimbangan tubuh
pada saat beraktivitas. Kerja otak kecil berhubungan dengan sistem
keseimbangan lainnya, seperti proprioreseptor dan saluran keseimbangan
di telinga yang menjaga keseimbangan posisi tubuh. Informasi dari otot bagian
kiri dan bagian kanan tubuh yang diolah di bagian otak besar akan
diterima oleh otak kecil melalui jaringan saraf yang disebut pons varoli. Di bagian otak kecil terdapat saluran yang menghubungkan antara otak dengan sumsum tulang belakang yang dinamakan medula oblongata.
Medula oblongata berperan pula dalam mengatur pernapasan, denyut
jantung, pelebaran dan penyempitan pembuluh darah, gerak menelan, dan
batuk. Batas antara medula oblongata dan sumsum tulang belakang tidak
jelas. Oleh karena itu, medula oblongata sering disebut sebagai sumsum
lanjutan.
Pons varoli dan medula oblongata, selain
berperan sebagai pengatur sistem sirkulasi, kecepatan detak jantung,
dan pencernaan, juga berperan dalam pengaturan pernapasan. Bahkan, jika
otak besar dan otak kecil seseorang rusak, ia masih dapat hidup karena
detak jantung dan pernapasannya yang masih normal. Hal tersebut
dikarenakan fungsi medula oblongata yang masih baik. Peristiwa ini umum
terjadi pada seseorang yang mengalami koma yang berkepanjangan. Bersama
otak tengah, pons varoli dan medula oblongata membentuk unit fungsional
yang disebut batang otak (brainstem).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar